Karakteristiktersebut menunjukkan tantangan penerapan Pancasila di era Berikut jawaban yang paling benar dari pertanyaan: Perhatikan karakteristik periode penerapan Pancasila berikut!1) Kebebasan politik dan kebebasan pers dibatasi, 2) Pembatasan terhadap jumlah partai politik, 3) Terjadi kasus pembredelan terhadap media, 4) Terjadi krisis ekonomi di Indonesia. Untuktantangan dalam penerapan Pancasila secara umum, tantangan Pancasila sebagai ideologi dalam era ini pun datang dari segi liberalisme, kapitalisme, individualisme, terorisme, dan kebudayaan global. Sebagai bukti, ini adalah pelanggaran yang terjadi pada sila-sila Pancasila. 1. Ketuhanan yang Maha Esa Sebagaiideologi negara, Pancasila harus menjadi acuan negara dalam menghadapi berbagai tantangan global dunia yang terus berkembang. Di era globalisasi ini peran Pancasila tentulah sangat penting untuk tetap menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia, karena dengan adanya globalisasi batasan batasan diantara negara seakan tak terlihat, sehingga berbagai kebudayaan asing dapat masuk dengan mudah ke masyarakat. Perhatikankarakteristik periode penerapan Pancasila berikut! (1) Kebebasan politik dan kebebasan pers dibatasi (2) Pembatasan terhadap jumlah partai politik (3) Terjadi kasus pembredelan terhadap media (4) Terjadi krisis media di Indonesia Karakteristik tersebut menunjukkan tantangan penerapan Pancasila di era A. Perhatikankarakteristik periode penerapan Pancasila berikut! 1) Pembatasan partai politik. 2)Terjadi Krisis Moneter. Karakteristik tersebut menunjukkan tantangan penerapan Pancasila di era Perhatikankarakteristik periode penerapan Pancasila berikut! 1) Kebebasan politik dan kebebasan pers dibatasi. 2) Pembatasan terhadap jumlah partai politik. 3) Terjadi kasus pembredelan terhadap media. 4) Terjadi krisis ekonomi di Indonesia. Karakteristik tersebut menunjukkan tantangan penerapan Pancasila di era Orde Baru (C). Pembahasan . Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pendidikan Pancasila telah berjalan dari awal kemerdekaan sampai sekarang dan telah mengalami pasang surut dalam penerapannya. Dinamika pendidikan Pancasila pada awal kemerdekaan dilakukan dengan cara pidato dan rapat oleh para tokoh bangsa yang disiarkan pada radio atau surat kabar. Selanjutnya dinamika pendidikan Pancasila mulai berkembang dengan diawali diterbitkannya buku yang berisi pidato Bung Karno yang berjudul Lahirnya Pancasila. Mulai dari situlah banyak bermunculan buku-buku pendidikan terkait patriotisme dan Pancasila seperti Manusia dan Masyarakat Baru Indonesia Civics dan Penetapan Tudjuh Bahan-Bahan Pokok Indoktrinasi. Selain dari buku yang ditujukan untuk masyarakat, pendidikan Pancasila juga berkembang dan diterapkan pada ada jenjang pendidikan formal. Pendidikan Pancasila disematkan pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang pertama kali muncul sebagai buku pedoman PKn 1957 yang berisi 1. Sejarah dari perjuangan rakyat Indonesia, 2. Pancasila, 3. Undang Undang Dasar 1945, 4. Demokrasi terpimpin, 5. Konferensi Asia-Afrika, 6. Kewajiban dan hak sebagai warga negara, 7. Manifesto politik, 8. Laksana malaikat, lampiran-lampiran mengenai dekrit presiden, serta buku mengenai pendidikan pancasila lainnyaSetelah itu berkembang lagi dengan nama Civics 1962. Bahasan dari Civics 1962 berfokus pada UUD, Sejarah Kebangkitan Nasional, dan Pidato Politik Kenegaraan Pada era orde baru kurikulum sekolah mengalami perubahan menjadi kurikulum tahun 1975 dari yang sebelumnya tahun 1968. Hal ini berpengaruh juga dengan pergantian nama mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan PKn yang berganti menjadiPendidikan Moral Pancasila PMP. Hasil dari pergantian nama dari PKn menjadi PMP menghasilkan buku paket PMP untuk semua tingkatan pendidikan di sekolah, dengan begitu dinyatakan juga tidak berlakunya lagi buku pedoman Pendidikan kewarganegaraan, manusia masyarakat baru Indonesia. Sedangkan pendidikan Pancasila untuk dikonsumsi masyarakat berbentuk penataran Pedoman Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila P4.Perkembangan berikutnya adalah dengan perubahan dari Pendidikan Moral Pancasila PMP menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk mengikuti kurikulum sekolah tahun 1994 yang juga didasari oleh UU Sistem Pendidikan Nasional No. 2 tahun 1989 ayat 2 yang telah menjelaskan bahwa “Isi kurikulum setiap jenis, jalur, dan jenjang Pendidikan wajib memuat 1. Pendidikan Pancasila, 2. Pendidikan Agama, dan 3. Pendidikan Kewarganegaraan. ”Pada masa sekarang Pendidikan Pancasila tetap dilaksanakan pada Pendidikan formal dan di luar itu Pendidikan Pancasila masih tetap bisa diakses secara fleksibel dengan kemudahan teknologi yang membantu semua kalangan mesyarakat mengakses buku, video, maupun jurnal secara online. Sedangkan pada jenjang lanjut seperti Perkuliahan umumnya memiliki mata kuliah khusus untuk mendalami berkembangnya jaman Pendidikan Pancasila juga harus terus berkembang baik dari sisi materi maupun penerapan system Pendidikan. Di masa yang akan datang tidak menutup kemungkinan untuk berubahnya rezim maupun konteks politik di Indonesia dan dengan luar negri, oleh sebab itu diharapkan di masa yang akan datang akan ada peningkatan mutu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan melalui guru maupun teknologi. Pendidikan Pancasila juga harus dapat membentuk sikap mental masyarakat Indonesia sesuai sila Pancasila, serta adapun perilaku yang menurut penulis untuk pantas dimasukkan pada Pendidikan Pancasila 1. Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan YME, 2. Berbudi pekerti luhur serta disiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, 3. Sadar akan kewajiban bernegara, 4. Aktif dalam pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan PancasilaAkibat perkembangan jaman membuat Pancasila semakin hilang nilai. Karena terjadi inovasi pada teknologi membuat kebudayaaan baru yang tadinya tidak mengenal teknologi mendi kenal dan itu tidak bisa dihindari karena sudah lumrah karena kita hidup harus selalu berkembang dan mengikuti jaman yang kian lama akan semakin moderen. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pada sidang BPUPKI pertama yang dilaksanakan tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampikan pidatonya yang berisi rumusan lima prinsip dasar negara, yang menjadi cikal bakal lahirnya pancasila. Pancasila merupakan rumusan dan kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Selain itu, Pancasila juga bisa diartikan sebagai pilar ideologi bangsa Indoensia. Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari tentu banyak tantangan. Salah satunya di era globalisasi ini yang mempunyai dampak positif dan negara kepulauan terbesar dunia, dengan posisi Indonesia yang terletak diantara dua benua dan dua samudera menjadi rentan terhadap pengaruh luar. Indonesia sendiri adalah salah satu negara yang terbuka terhadap arus globalisasi. Bagi bangsa Indonesia, globalisasi merupakan perkembangan zaman yang harus diterima. Upaya yang harus dilakukan bangsa Indonesia adalah memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian yang ditimbulkan oleh globalisasi. Bangsa Indonesia juga harus selektif dalam menyaring hal-hal negatif dari budaya luar yang masuk dengan cara menyesuaikan dengan nilai-nilai Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, 09/03/2020, bahwa Pancasila sejatinya merupakan ideologi terbuka, yakni ideologi yang terbuka dalam menyerap nilai-nilai baru yang dapat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup bangsa. Namun, di sisi lain diharuskan adanya kewaspadaan nasional terhadap ideologi baru. Apabila Indonesia tidak cermat, maka masyarakat akan cenderung ikut arus ideologi luar tersebut, sedangkan ideologi asli bangsa Indonesia sendiri yakni Pancasila malah terlupakan baik nilai-nilainya maupun implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tentu mengancam ideologi negara kita sendiri. Di era globalisasi ini tidak sedikit hal-hal negatif yang bertentangan dengan nilai Pancasila. Namun dibalik dampak negatif globalisasi, tentu globalisasi juga memiliki dampak positif yang bisa membawa ideologi Pancasila mengikuti perkembangan zaman. Dalam menyambut era globalisasi ini bangsa Indonesia harus melakukan terobosan baru dalam segala bidang, sebagai generasi muda bangsa Indonesia harus dapat mengisi era digital ini dengan maksimal sehingga generasi muda tidak pernah terprovokasi dengan mudah meski banyaknya arus dari luar yang mempengaruhi kehidupan bangsa ini, asalkan kita tetap perpegang pada dasar negara kita yaitu Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung dalamnya. Jurnal Al-Insyiroh Jurnal Studi Keislaman Vol. 6, No. 1, 2020.Bangsa Indonesia membutuhkan generasi yang benar- benar mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menyesuaikan diri dengan arus globalisasi. Contohnya sila pertama yaitu mengenai ketuhanan. Orang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dapat memahami hal apa saja yang dilarang di agamanya, dan apabila adanya pengaruh buruk dari masuknya budaya luar pasti orang itu akan kembali ke jalan yang sila kedua yaitu kemanusian, dapat diterapkan dengan cara di media sosial tidak saling memprovokasi, tidak menyebarkan ujaran kebencian dan menyebarkan hoax, dan tetap menghormati hak setiap individu dalam bersosial media selagi tidak merugikan orang ketiga mengenai persatuan dapat amalkan dengan cara membentuk komunitas yang bergerak di bidang sosial contohnya komunitas Ayo Dongeng Indonesia, Indonesia Berkebun, Sahabat Indonesia Berbagi, dll. Hal ini tentu dapat mempersatukan bangsa. Di lain sisi ada manfaat untuk diri sendiri seperti, memperoleh pengalaman baru, mengajarkan nilai-nilai kehidupan, bertemu dengan banyak orang baru, dan menambah Relasi. Sila keempat mengenai kerakyatan dalam permusyawaratan dapat diterapkan di zaman serba digital ini dengan selalu aktif dalam beropini untuk menyuarakan hak asasi manusia, ketimpangan sosial, pandangan politik, serta segala pengetahuan melalui forum media sosial. Sebelum suatu opini atau pandangan diunggah ke media sosial, ada baiknya didiskusikan terlebih dahulu supaya tidak mengandung unsur sara yang dapat merugikan orang lain, dan selalu tetap memperhatikan bahasa yang baik dan kelima mengenai keadilan sosial. Maksud dari nilai keadilan ini adalah bersikap adil terhadap semua orang, contohnya, tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum, tidak menggunakan hak yang menjadi milik orang lain, menjaga keamanan dan ketertiban umum, nilai pancasila tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan yang utuh dimana mengacu kepada tujuan yang satu. Seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan adalah nilai-nilai dasar pancasila yang memiliki sifat universal dan objektif, yang dimana negara-negara lain juga bisa menggunakan dan menerapkan nilai-nilai pancasila di kehidupan sehari-hari. Sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara Indonesia maka Pancasila hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perdebatan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang tertentu, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya

karakteristik tersebut menunjukkan tantangan penerapan pancasila di era